Senin, 24 Maret 2014

Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah

Pengertian Penalaran Ilmiah Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini lah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yangke 2 manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu. Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran. Ciri-ciri Penalaran : 1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis). 2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik. 3. Rasional adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran biasanya berdasarkan rasio ataupun fakta. • Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran. Rasionalisme memakai cara penalaran deduktif. • Empirisme adalah paham yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia adalah sumber kebenaran. Cara penalaran yang digunakan oleh paham empirisme adalah penalaran induktif. Penalaran ilmiah dipakai untuk meningkatkan mutu ilmu dan teknologi. Penalaran ilmiah menggunakan gabungan dari penalaran induktif dan deduktif. Dalam hal ini pula dibutuhkan sarana. Sarana dalam berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni; a) Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat- pendapat. b) Bahasa logika dan matematika, merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika maupun matematika lebih mementingkan bentuk logis pernyataan-pernyataannya mempunyai sifat yang jelas. c) Logika dan statistika, mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum. Pengertian Penulisan Ilmiah Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ciri Penulisan Ilmiah a. Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan/objek ilmu tertentu b. Mengandung teori/semacam kerangka berpikir c. Ada metodenya (cara mencari dan menemukan kebenaran) d. Mengandung penalaran. Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah: a. Aspek keterkaitan Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumus masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan. b. Aspek urutan Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah. c. Aspek argumentasi Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam. d. Aspek teknik penyusunan Bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah. e. Aspek bahasa Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis. Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita), susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang. Sumber : • http://infosos.wordpress.com/kelas-xii-ips/penelitian-sosial/ • http://tisachan.blogspot.com/2012/11/logika-dan-penalaran-ilmiah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar