Rabu, 20 November 2013
Jumat, 15 November 2013
Terlalu Sering Dilarang Orang Tua Bisa Bikin Anak Fobia
Pernahkah Anda melihat seorang anak yang ketakutan terhadap sesuatu, misalnya takut naik tangga atau hujan? Selain karena trauma, ketakutan anak yang seperti itu juga bisa dipengaruhi karena dulunya ia sering dilarang oleh orang tuanya. Bagaimana bisa?
"Sampai berusia tiga tahun, anak belum memiliki filter karena dia belum memiliki pikiran sadar, sehingga apa yang dikatakan orang tua itu selalu benar buat dia. Ibaratnya hard disk, pikirannya kosong dan itu tergantung dari programmernya, yaitu orang di sekitarnya," papar hipnoterapis Dr Adi W Gunawan, CCH.
Maka dari itu, ketika anak dilarang oleh orang tuanya, misalnya tidak boleh naik tangga karena berbahaya dan bisa mengakibatkan jatuh, nantinya saat dewasa si anak bisa saja takut untuk naik tangga. Tak hanya itu, penilaian pada anak pun bisa mempengaruhi perkembangannya saat dewasa.
"Si anak bisa tidak percaya diri atau seperti fobia saat dia mau melakukan sesuatu. Contohnya dia takut dan tidak pede saat mengerjakan soal matematika karena orang tuanya sudah men-judge kalau dia itu kurang pintar di matematika," jelas Adi.
Hal tersebut disampaikan Adi dalam Media Workshop 'Menavigasi Pikiran dengan Hipnoterapi Klinis' di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC II, Karet Setiabudi, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (14/11/2013).
"Maka dari itu sebaiknya orang tua itu berbicara yang baik-baik pada anaknya," ujar Adi. Nah, hipnoterapi bisa jadi cara untuk mengatasinya. Jika memang si anak masih berusia lima tahun ke bawah maka cara yang dilakukan adalah memberi sugesti.
Selain itu, orang tua juga perlu berubah dengan berhenti berbicara yang tidak tepat dan terus memberi anak input yang positif. Namun, ketika si anak sudah dewasa, menurut Adi prosesnya akan lebih sulit. Sebab, si anak harus 'dibawa' ke masa kecilnya ketika ia mendapat input negatif dari orang tua, melalui pikiran bawah sadarnya.
"Waktu dia berada di masa kecilnya, itu baru si orang tua mengubah statementnya saat itu juga. Enggak bisa orang tua mengubah statementnya waktu si klien ini berada di waktu dia dewasa, ibarat data itu kan datanya saat dia kecil, jadi dia tidak bisa menerima ketika dia dewasa," papar Adi.
Ia juga mengingatkan, bahwa hipnoterapi berusaha menggali kapan munculnya masalah yang dialami seseorang, termasuk ketika masalah itu muncul saat si klien masih anak-anak dengan cara ia dibuat serileks mungkin hingga bisa menembus pikiran bahwa sadarnya.
"Klien dalam keadaan sadar sepenuhnya, hanya saja kita mencoba menembus pikiran bawah sadarnya karena pikiran bawah sadar menentukan hampir semua keputusan, tindakan, emosi, dan perilaku kita," kata Adi.
Referensi: http://health.detik.com/read/2013/11/14/065214/2412496/764/terlalu-sering-dilarang-orang-tua-bisa-bikin-anak-fobia
Diabetes Makin Banyak Menyerang Usia Muda, Ini Cara Mencegahnya
Dahulu, diabetes lebih banyak menyerang usia lanjut yang sel-sel tubuhnya mulai menua. Kini, perubahan gaya hidup dan pola makan membuat penyakit ini bergeser mulai menyasar kaum muda. Apa yang harus dilakukan?
Prof Dr Sidartawan Soegondo, FACE, dari Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) mengakui bahwa pengidap diabetes berusia 20-30 tahun jumlahnya terus meningkat. Ia pun berpesan agar anak muda selalu menerapkan pola hidup sehat supaya tidak terkena penyakit ini.
"Ada 2 pesan. Yang pertama, lakukan aktivitas fisik," kata Prof Sidartawan usai peringatan Hari Diabetes Sedunia di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, seperti ditulis pada Jumat (14/11/2013).
Aktivitas fisik yang dimaksud Prof Sidartawan adalah olahraga, yang harus dilakukan secara rutin. Ia menyarankan olahraga minimal jalan kaki 30 menit tiap hari sebanyak 5 kali dalam seminggu.
Olahraga secara rutin bisa membakar kelebihan sumber energi di dalam, yang antara lain dalam bentuk gula. Selain membuat kadar gula lebih terkontrol, olahraga juga menjaga berat badan tetap ideal atau paling tidak menjaganya agar tidak makin gemuk.
"Yang kedua, makanlah dengan benar. Harus balance, jangan over eat," lanjut Prof Sidartawan.
Makan berlebihan tanpa diimbangi olahraga, menurut Prof Sidartawan bisa memicu kegemukan. Bila sudah gemuk, maka penyakit apa saja mudah menjangkiti, termasuk di antaranya adalah diabetes. Pola makan yang sehat menurut Prof Sidartawan bisa mencegah kegemukan.
Prof Sidartawan juga tidak terlalu menyarankan diet-diet yang tidak jelas keamanannya. Boleh-boleh saja diet, tetapi ia meragukan cara seperti itu bisa bertahan lama. Paling tepat menurutnya adalah menerapkan gaya hidup sehat dan seimbang.
"Penelitian telah membuktikan, mengubah lifestyle itu memang paling susah," pungkas Prof Sidartawan.
Referensi: http://health.detik.com/read/2013/11/15/083344/2413754/763/diabetes-makin-banyak-menyerang-usia-muda-ini-cara-mencegahnya
Cuma Jalan Kaki 30 Menit Tiap Hari, Anda Bisa Bebas Depresi
Menyempatkan olahraga rutin setiap pagi memang telah lama terbukti dapat meningkatkan mood seseorang agar siap beraktivitas seharian. Namun ternyata sebuah studi baru menemukan olahraga ringan seperti jalan kaki tak hanya mengatasi depresi, tapi juga mencegahnya. Wow!
Peneliti berhasil menyimpulkan hal ini setelah melakukan review terhadap 30 studi yang berlangsung selama 26 tahun yang membuktikan bahwa orang-orang yang rutin berolahraga di masa muda lebih jarang mengalami depresi ketika beranjak dewasa atau tua.
25 Dari 30 studi yang di-review tersebut juga mengungkapkan adanya hubungan antara kurangnya aktivitas fisik dengan diagnosis depresi pada partisipannya di kemudian hari.
"Saya sendiri aktif (berolahraga) jadi saya tidak terkejut ketika menemukan hal ini, tapi ternyata 25 dari 30 studi menunjukkan adanya efek yang signifikan dan itu tanpa saya duga," tutur salah satu peneliti, George Mammen, kandidat doktor dari University of Toronto, Kanada seperti dilansir Daily Mail, Jumat (15/11/2013).
Lalu berapa lama durasi olahraga ringan yang diperlukan seseorang agar tak terkena depresi? Studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine ini pun merekomendasikan olahraga atau aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki dan berkebun selama 20-30 menit setiap hari agar depresi tak bisa menghampiri.
"Jadi jika kurang aktif melakukan kegiatan fisik, maka Anda harus mulai dari sekarang. Kita terlanjur sering berpikir olahraga hanya berkaitan dengan berat badan dan penampilan semata, padahal ini juga salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental kita di masa depan," imbuh Mammen.
Perlu diketahui jika depresi kadung menyerang dan tak kunjung tertangani maka British Medical Journal memaparkan orang yang terkena depresi lebih cenderung menderita demensia, penyakit Parkinson, nyeri kronis hingga kecacatan fisik, termasuk stroke. Belum lagi risiko bunuh diri yang tinggi.
Referensi : http://health.detik.com/read/2013/11/15/112206/2413982/763/cuma-jalan-kaki-30-menit-tiap-hari-anda-bisa-bebas-depresi
Beginilah Siklus Hidup Flu dalam Tubuh Manusia
Flu ibarat sebuah drama yang pemeran utamanya adalah meriang, batuk, dan pilek. Pernahkah Anda penasaran, apa yang sebenarnya terjadi saat tubuh terserang virus flu?
Berikut adalah penjelasan Gregory A. Poland, M.D., seorang profesor di bidang obat, vaksin, dan penyakit menular di Mayo Clinic, dan John J. Treanor, M.D., ahli penyakit menular di University of Rochester Medical Center. Demikian dikutip detikHealth dari Huffington Post, Jumat (15/11/2013):
1. Sehari - dua hari pertama
Ini adalah awal mula masuknya virus flu ke dalam saluran pernapasan. Virus flu memasuki tubuh dengan berbagai cara: terhirup saat orang lain bersin atau batuk, atau menyentuh barang yang terkontaminasi virus flu dan tangan membawanya mendekati mulut, hidung, atau mata. Sejak saat masuk, virus akan bergabung dengan sel tubuh dan bereplikasi.
Di hari pertama dan kedua sejak virus memasuki tubuh, tubuh belum merasakan apapun. Namun demikian, tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari sakit flu yang akan datang sesaat lagi. Bukan hanya karena seseorang belum merasakan sakit, tetapi juga karena virus flu sedang menuju puncak 'kejayaannya' dalam tubuh.
2. Hari-hari selanjutnya, hingga satu minggu
Sel imun kini telah dikudeta virus flu. Mereka berreplikasi dan imunitas tubuh menjadi turun seketika. Meski begitu, tubuh ternyata tidak mudah mengalah. Tubuh memproduksi sel imun lebih banyak dan memperbaikin sistem imun tubuh, agar tidak ada sel lain yang terinfeksi virus flu.
Di saat inilah, tubuh baru merasa lemas, kepala pusing, kedinginan, bahkan otot terasa pegal-pegal. Di saat ini Anda baru sadar, ternyata Anda sedang sakit. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan rasa sakit akibat flu, misalnya minum teh hangat dan mengonsumsi obat flu
Jika Anda rasa perlu, Anda bisa mengunjungi dokter dan meminta obat yang lebih 'cespleng'. Namun, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah: istirahat. Beristirahatlah di rumah. Jangan paksakan diri tetap beraktivitas, sebab selain kerja menjadi tidak optimal, Anda juga berisiko menularkan flu pada rekan kerja Anda di kantor.
3. Hari-hari terakhir
Akhirnya! Sistem imun tubuh berangsur pulih, virus flu pun dapat disingkirkan. Inflamasi yang terjadi selama masa flu, kini mereda dan kembali sehat. Pada masa ini, masih ada rasa sakit yang tertinggal, misalnya batuk-batuk dan sakit tenggorokan. Namun demam dan rasa pegal-pegal sudah menyingkir dari tubuh.
Anda kini boleh mulai beraktivitas biasa, namun jangan langsung bekerja normal dan beraktivitas berat. Anda sudah aman dari virus dan tidak akan menulari orang lain. Anda bisa kembali ke kantor.
"Anak-anak bisa mengalami flu lebih lama daripada orang dewasa. Mereka juga lebih mampu menulari orang daripada orang dewasa. Penyebabnya, anak-anak belum memiliki antibodi yang baik untuk menghadapi virus flu. Mereka bisa mengalami flu hingga 10 hari," papar Poland.
Treanor menambahka, flu berbeda dengan demam biasa. Proses terjadinya demam cenderung lebih lamban daripada flu. Gejala demam hanya meliputi bersin-bersin, hidung beringus, dan gangguan pernapasan. Sementara itu, gejala flu meliputi demam tinggi, batuk, bersin, sakit pada beberapa bagian otot, dan sakit tenggorokan.
Referensi: http://health.detik.com/read/2013/11/15/160152/2414351/763/2/beginilah-siklus-hidup-flu-dalam-tubuh-manusia
Ketika Karang Gigi Tak Kunjung Dibersihkan, Ini yang Terjadi
Merawat dan membersihkan gigi secara rutin memang merupakan hal yang sangat penting, namun masih sering disepelekan. Salah satunya adalah membersihkan karang gigi. Karang gigi yang tak rutin dibersihkan selain membuat penampilan gigi menjadi tak indah, juga bisa menimbulkan masalah lainnya.
Karang gigi bisa menjadi salah satu penyebab dari beberapa penyakit rongga mulut seperti radang gusi (gingivitis) dan bau mulut (halitosis). Jika Anda memiliki pH air liur yang tinggi yaitu di atas 7 atau bersifat basa, maka Anda perlu menjaga kebersihan gigi lebih ketat. Sebab dengan kondisi tersebut Anda menjadi lebih mudah mengalami karang gigi. Bagaimana karang gigi terbentuk?
Awalnya dimulai dengan pembentukan plak, yaitu sisa makanan yang menempel di permukaan gigi. Plak yang semakin menumpuk jika tidak dibersihkan akan bercampur dengan timbunan kalsium, yang bersumber dari air ludah dan cairan gusi. Semua ini pada akhirnya akan mengeras sehingga menjadi karang.
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh karang gigi adalah radang gusi dan bau mulut. Sebab plak atau sisa makanan yang menumpuk akibat kurang menjaga kebersihan gigi akan membusuk, sehingga bakteri kemudian akan berkembang biak pada area tersebut.
Cara terbaik mengatasi radang gusi adalah dengan menghilangkan faktor penyebabnya, dalam hal ini si karang gigi tersebut. Perlu Anda ingat, karang gigi tidak dapat hilang begitu saja hanya dengan menggosok gigi atau berkumur. Karang gigi hanya dapat dihilangkan dengan alat khusus dan bisa dilakukan hanya oleh dokter gigi.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda mengunjungi dokter gigi secara rutin. Dokter gigi akan memeriksa apakah di mulut Anda terdapat karang gigi atau karies. Jika memang ada, maka akan dibersihkan dengan cara yang tepat. Setelah itu, berkonsultasilah dengan dokter gigi mengenai frekuensi yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan karang gigi berikutnya sesuai kondisi kesehatan mulut Anda.
"Saya sangat menyarankan bersihkan karang gigi itu paling tidak 6 bulan sekali, meskipun kadang ada juga yang sebelum 6 bulan sudah datang dan mau membersihkan karang giginya lagi," ujar Prof Dr Lindawati. S Kusdhany, drg., Sp.Pros(K), dokter gigi spesialis prostodonsia yang kini juga aktif sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Kedokteran Gigi UI, kepada detikHealth
Referensi : http://health.detik.com/read/2013/11/15/161246/2414367/763/ketika-karang-gigi-tak-kunjung-dibersihkan-ini-yang-terjadi
Ini Alasannya Mengapa Bayi Jadi Tenang Saat Digendong
Para ibu yang memiliki bayi pasti menyadari hal ini, bahwa bayi yang rewel bisa tenang dan kembali tertidur jika didekap dan digendong. Banyak yang bilang itu karena ikatan batin. Namun sebenarnya, ada pula alasan logis di baliknya. Sebuah penelitian terbaru membuktikan bayi menjadi tenang saat didekap berkat reaksi otak, otot, dan jantung bayi.
Dr Kumi O Kuroda, seorang neurobiologis di Riken Brain Science Institute di Jepang sekaligu kepala tim penelitian ini, menggunakan pengukuran dengan elektrokardiogram. Alat in untuk memantau detak jantung bayi dan tikus, sesaat setelah mereka diangkat dan didekap. Ternyata, detak jantung yang mulanya cepat, dapat melambat dalam sesaat. Demikian dilansir Mirror, Jumat (15/11/2013).
"Ini adalah hal yang nyaris mustahil bagi orang dewasa. Menurut saya ini kondisi fisiologis yang hanya terjadi pada bayi," ungkap Dr Kuroda. Penelitiannya ini dipublikasi dalam jurnal Current Biology.
Dr Kuroda melihat detak jantung tikus yang ia uji dapat melemah dalam satu detik setelah diangkat dan didekap di tangan. Sementara itu, bayi manusia membutuhkan waktu sekitar 3 detik. Dr Kuroda dan timnya juga menemukan respons bayi berusia di bawah tiga bulan lebih cepat daripada yang lebih tua.
Selain itu, baik bayi maupun tikus, dapat seketika berhenti bergerak saat mereka diangkat dan digendong. Bahkan, tikus pun berhenti mengeluarkan jeritan ultrasoniknya.
"Kami melakukan tindakan yang sama dengan nenek atau ayah si bayi, dan ternyata hasilnya sama. Bukan hanya ibu yang bisa menenangkan bayi," pungkas Dr Kuroda.
Referensi : http://health.detik.com/read/2013/11/15/130140/2414084/1300/ini-alasannya-mengapa-bayi-jadi-tenang-saat-digendong
Lemak Perut Berkurang dan Badan Lebih Langsing Berkat Cokelat
Lemak Perut Berkurang dan Badan Lebih Langsing Berkat Cokelat
Sebagai salah satu makanan yang seringkali dihindari terutama saat sedang diet, cokelat nyatanya dapat memberikan manfaat positif, lho. Sebuah studi terbaru mengunungkapkan bahwa remaja yang sering makan cokelat cenderung memiliki total lemak perut lebih sedikit dibandingkan mereka yang jarang makan cokelat.
Hasil ini ditemukan dari hasil pengkajian data terhadap 1.458 remaja berusia 12-17 tahun. Studi ini merupakan bagian dari Healthy Lifestyle in Europe by Nutrition in Adolescence, yang dilakukan untuk menemukan kebiasaan gaya hidup kalangan remaja di sembilan negara Eropa.
Dalam studi ini, para peneliti dari University of Granada menemukan adanya hubungan antara konsumsi yang lebih tinggi dari cokelat dan penurunan kadar lemak perut. Kadar lemak perut ini diukur melalui persentase lemak, indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang mereka.
"Meskipun cokelat mengandung gula dan lemak, ia juga mengandung flavonoid tinggi. Flavonoid merupakan antioksidan, anti-trombotik, anti-inflamasi dan juga anti-hipertensi, sehingga dapat membantu mencegah munculnya penyakit jantung iskemik," ujar Magdalena Cuenca-GarcĂa, salah seorang peneliti dalam studi ini, seperti dikutip dariHuffington Post, Senin (11/11/2013).
Namun para peneliti menegaskan bahwa mereka tidak memiliki informasi mengenai jenis cokelat yang dikonsumsi dalam studi tersebut. Meskipun demikian, dark chocolate sudah dikenal memiliki flavonoid dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan cokelat jenis lainnya.
Meskipun studi ini baru dilakukan hanya pada remaja, penelitian terakhir telah menunjukkan cokelat juga memiliki efek positif terhadap berat badan orang dewasa. Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal Archives of Internal Medicine menunjukkan bahwa indeks massa tubuh orang dewasa yang sering mengonsumsi cokelat lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak makan cokelat.
Referensi : http://health.detik.com/read/2013/11/11/192812/2409935/1410/lemak-perut-berkurang-dan-badan-lebih-langsing-berkat-cokelat
Jumat, 01 November 2013
Langganan:
Postingan (Atom)